Saturday 19 December 2009

Ketika Cinta Bertasbih

Ketika Cinta Bertasbih 1

Membandingkan film ini dg pendahulunya Ayat-ayat Cinta, film ini lebih menyenangkan, lebih menghibur, memberikan pesan islami tanpa terasa, mengalir saja seperti air. Menimbang sebagian pendapat yg beredar bahwa film ini tak jauh dari 'mikirin jodoh', rasanya film ini lebih dari itu, nuansa suasana cukup variatif. Saya bisa tertawa geli, menangis, bisa belajar tanpa rasa diajari, bisa serius tanpa dipandu. Nuansa pelajar di perantauan yg kebetulan berbisnis dan tentu saja sambil cari jodoh ketika mendekati kelulusan menyandang gelar sarjana untuk dibawa pulang.. dibawa ke hadapan Ibunda yg saban Husna sang adik menulis surat utk sang Kakak 'Chaerul Azam' selalu menitipkan setetes air mata rindu yang teramat sungguh, disajikan apik.

Bagi penggemar dan pembaca novel Ketika Cinta Bertasbih (KCB) film ini memuaskan hasrat visualisasi paralel dg novelnya. Malah beberapa bagian menjadi lebih jelas di movie ini ketimbang di novelnya sendiri seperti ketika saya baca novelnya uring2an saya tak habis pikir.. kok bisa-bisanya penyakit yg paling serius sedunia tak dilakukan beberapa kali counter test di hospital lain utk lebih meyakinkan, kok segitu cerobohnya.. di movie ini ternyata keuringan saya ini menjadi gamblang. Bagian ttg poligami atau Anna Alfathonnisa yg mengajukan syarat pernikahan utk tidak dipoligami selama ia masih hidup dan mampu menjalankan kewajiban sebagai istri pun ditambahkan dg cantik.

Ada sih pesan pribadi yg ingin kupetik dari nasehat seorang ayah pada putrinda yg sdg menempuh pendidikan strata-2 Anna Alfathonnisa, jangan sampai keasyikan menuntut ilmu jadi lupa cari jodoh hihi.. cuman masalahnya para wanita muslimah yg di film ini begitu santun dan anggun.. padahal saya nonton-nya sambil nongkrong dan minum kopi.. gubrakkkk..

No comments: